Tema
: Menerapkan pendidikan karakter pada siswa SMAN 10 SAMARINDA
KEDISIPLINAN, PENDIDIKAN KARAKTER,
PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER
PEMBAHASAN
Saat ini pendidikan karakter baik di sekolah maupun di
lingkungan rumah anak sangat kurang. Hal ini dapat sangat dirasakan dengan
semakin banyaknya pejabat yang melakukan korupsi, para siswa dan mahasiswa yang
selalu menyontek saat ujian, pelanggaran peraturan saat berlalu lintas dan
lain-lain. Kondisi ini di perparah lagi ketika para pendidik seperti guru maupun
dosen yang mengijinkan contek-menyontek berlangsung serta lemahnya hukum di
negara kita.
Pendidikan karakter sebaiknya di tanamkan dalam diri
anak pada usia dini. Karena sesuatu yang sudah di biasakan mulai dari kecil,
akan menjadi penentu sikap anak kelak supaya tidak ikut-ikutan gaya atau
tindakan yang berbau negatif dan memiliki sifat kejujuran serta budi pekerti
yang luhur.
UU 20 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa
Pendidikan Nasional Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Berangkat dari hal tersebut diatas, secara formal upaya menyiapkan
kondisi, sarana/prasarana, kegiatan, pendidikan, dan kurikulum yang mengarah
kepada pembentukan watak dan budi pekerti generasi muda bangsa memiliki
landasan yuridis yang kuat. Namun, sinyal tersebut baru disadari ketika terjadi
krisis akhlak yang menerpa semua lapisan masyarakat. Tidak terkecuali juga pada
anak-anak usia sekolah. Untuk mencegah lebih parahnya krisis akhlak, kini upaya
tersebut mulai dirintis melalui pendidikan karakter bangsa. Dalam pemberian
pendidikan karakter bangsa di sekolah, para pakar berbeda pendapat. Setidaknya
ada tiga pendapat yang berkembang. Pertama, bahwa pendidikan karakter bangsa
diberikan berdiri sendiri sebagai suatu mata pelajaran. Pendapat kedua,
pendidikan karakter bangsa diberikan secara terintegrasi dalam mata pelajaran PKn, pendidikan agama, dan mata pelajaran lain yang relevan. Pendapat
ketiga, pendidikan karakter bangsa terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran
Penjelasan tentang adalah meliputi pendidikan karakter,
nilai-nilai pendidikan karakter, ruang lingkup pendidikan karakter, dan
penerapan pendidikan karakter di sekolah dasar. Masing-masing hal tersebut
dijelaskan berikut ini.
Pentingnya
pendidikan bagi generasi bangsa memamng sangat mutlak, penegrtian pendidikan
karakter berikut ini menjelaskan tentang tujuan pendidikan karakter dan pilar pilar
pendididkan karakter yang patut kita ketahui .
Pengertian
Pengertian pendidikan
karakter berkaitan dengan pengertian pendidikan dan karakter. Pendidikan adalah
Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan
potensi siswa . Pengertian karakter Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau
kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang,
berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai,
moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat
kepada orang lain . Bila dua pengertian tadi digabung, akan menjadi pendidikan
yang mengkarakterkan siswa. Lebih lanjut, pengertian pendidikan
karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa pada diri siswa sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai
karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya,
sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis,
produktif dan kreatif .
Pengertian pendidikan
karakter memiliki dua kata kunci. Kata kunci yang pertama adalah isi pendidikan
karakter. Isi berkaitan dengan “apa
yang akan dilaksanakan”
dalam pendidikan karakter. Isi pendidikan karakter meliputi nilai nilai-nilai
yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama,
budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional . Kata
kunci yang kedua adalah pelaksanaan pendidikan karakter. Untuk dapat
melaksanakan pendidikan karakter, perlu diketahui fungsi dan tujuan pendidikan
karakter.
Pengertian pendidikan karakter menurut para ahli sudah
banyak yang membahasanya , peran pendidikan bagi kemajuan sebuah bangsa sangat
penting untuk itu perlu adanya bimbingan khusus bagi setiap individu atau
kelompok untuk mendapatkan pendidikan yang memadai . sedangkan karakter
merupakan sifat khusus atau moral dari perorangan maupun individu, jadi
pengertian pendididkan karakter atau pendidikan berkarakter adalah usaha yang
dilakukan sedcara sadar untuk menanamkan nilai- nilai atau sikap baik bagi
peserta didik sehingga dapat diwujudkan dalam tingkah laku sehari- hari
Tujuan pendididkan karakter adalah
untuk menanamkan dan membentuk sifat atau karakter yang diperoleh dari cobaan, pengorbanan, pengalaman hidup, serta
nilai yang ditanamkan sehingga dapat membentuk nilai insintrik yang akan
menjadi sikap dn perilaku peserta didik.
Nilai – nilai yang ditanamkan berupa
sikap dan tingkah laku tersebut diberikan secara terus- menerus sehingga
membentuk sebuah kebiasaan , dan dari kebiasaan tersebut akan menjadi karakter
khusus bagi sebuah individu atau kelompok.
Abstrak :
Banyak
terjadi masalah - masalah sosial di negeri ini . masalah – masalah tersebut
juga berimbas kepada kehidupan sekolah – bahkan di sekolah dasar. Masalah –
masalah sosial tersebut mengerucut kepada kedisiplinan siswa tersebut adalah
pendidikan karakter, solusi atas kedisiplinan
siswa tersebut adalah pendidikan karakter . untuk dapat melaksanakan
pendididkan karakter diperlukan pemahaman yang baik terhadap pendididkan
karakter yaitu pendidkan karakter yaitu pemahaman tentang pengertian pendidikan karakter, nilai-nilai
pendidikan karakter, ruang lingkup pendidikan karakter, dan pelaksanaan
pendidikan karakter di sekolah dasar.
Kata Kunci : kedisiplinan, pendidikan
karakter, pelaksanaan pendidikan karakter
Masyarakat Indonesia saat ini berada di era reformasi.
Era reformasi adalah era baru setelah era era orde baru. Era reformasi ditandai
dengan pelaksanaan hak asasi manusia secara utuh, dalam arti semua hak-hak
manusia dihargai dan dijun-jung tinggi dengan memperhatikan hak-hak orang lain.
Namun hal ini disalah-artikan dalam pelaksanaannya. Hak-hak seseorang diminta
untuk dihargai dengan sebebas-bebasnya tanpa memperhatikan hak-hak orang lain
serta norma dan aturan yang berlaku. akibatnya, banyak terjadi masalah-masalah
sosial di masyarakat. Sebagai contoh adalah adanya tindak kekerasan yang
terjadi di mana-mana, tawuran antar pelajar, kurangnya rasa hormat dan sopan
santun kepada orang yang lebih tua dan lain sebagainya.
Masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat juga
memberi imbas kepada kehidupan di sekolah – tidak hanya di sekolah-sekolah
tingkat atas, bahkan di sekolah dasar pun kerap terjadi masalah-masalah sosial
tersebut. Adapun masalah-masalah tersebut meliputi pelanggaran-pelanggaran
terhadap norma-norma yang berlaku di masyarakat. Masalah-masalah yang sering
dijumpai adalah adanya siswa yang kurang hormat kepada bapak atau ibu guru,
kekerasan kepada siswa lainnya dan lain sebagainya.
Identifikasi
masalah-masalah sosial di sekolah mengarah kepada adanya kekurangdisiplinan
siswa. Ditengarai penyebab-penyebab adanya kekurang-disiplinan siswa adalah
kurangnya kepedulian pihak-pihak di sekitar siswa. Penyebab lainnya adalah
mudahnya siswa mendapatkan “informasi” tanpa
adanya penyaringan terlebih dahulu.
Pendidikan karakter dipandang sebagai solusi
adanya kekurangan disiplinan siswa di sekolah. Pendidikan karakter dijadikan
alat untuk mengkarakterkan siswa.
Melalui kegiatan ini, siswa dilatih bertindak sesuai dengan norma dan aturan
berlaku. Melalui kegiatan ini pula, siswa dibiasakan melaksanakan nilai-nilai
yang berlaku di masyarakat seperti gotong-royong, sopan santun, saling
menghormati, dan lain sebagainya.
perlu
diketahui fungsi dan tujuan pendidikan karakter. Adapun fungsi dan tujuan
pendidikan karakter adalah :
1.
pengembangan: pengembangan potensi siswa untuk menjadi pribadi berperilaku baik;
ini bagi siswa yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya
dan karakter bangsa;
2.
perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam
pengembangan potensi siswa yang lebih bermartabat; dan
3.
penyaring: untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.
Sedangkan
tujuan pendidikan karakter adalah:
1.
mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif siswa sebagai manusia dan warga
negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa;
2.
mengembangkan kebiasaan dan perilaku siswa yang terpuji dan sejalan dengan
nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius;
3.
menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab siswa sebagai generasi penerus
bangsa;
4.
mengembangkan kemampuan siswa menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan
kebangsaan; dan
5. mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai
lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta
dengan rasa Kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan .
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Nilai-nilai
pendidikan karakter perlu dikembangkan di sekolah. nilai ini berlaku universal,
karena dapat digunakan oleh seluruh siswa di Indonesia tanpa adanya
diskriminasi terhadap pihak-pihak tertentu. Nilai-nilai ini bersumber dari
agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut.
1. Agama
masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh
karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada
ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun
didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu,
maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada
nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.
2. Pancasila
negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas
prinsip-prinsip kehidupan Kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila.
Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam
pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum,
ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter
bangsa bertujuan mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang lebih baik,
yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai nilai
Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara
Nilai-nilai
pendidikan karakter perlu dijabarkan sehingga diperoleh deskripsinya. Deskripsi
beguna sebagai batasan atau tolok ukur ketercapain pelaksanaan nilai-nilai
pendidikan karakter di sekolah.
Ruang Lingkup Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter meliputi
dua aspek aspek yang dimiliki manusia, yaitu aspek ke dalam dan aspek keluar.
Aspek ke dalam atau aspek potensi meliputi aspek kognitif (olah pikir), afektif
(olah hati), dan psikomotor (olah raga). Aspek ke luar yaitu aspek manusia
dalam konteks sosiokultur dalam interaksinya dengan orang lain yang meliputi
interaksi .
dalam keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Masing-masing aspek memiliki ruang yang berisi nilai-nilai
pendidikan karakter.
Ruang lingkup pendididkan karakter
Olah pikir : cerdas , kritis , inovatif,
ingin tahu , berpikir terbuka dll
Olah hati : beriman . bertakwa, jujur,
amanah, adi, dan tanggung jawab
Olah rasa : saling menghargai,
toleransio, gotong royong
Olah raga : bersih , sehat, disiplin,
sportif
Penerapan
Pendidikan Karakter Di Sekolah
Penerapan pendidikan karakter
di sekolah dasar dilakukan pada ranah pembelajaran (kegiatan pembelajaran),
pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar, kegiatan ko-kurikuler
dan atau kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan keseharian di rumah dan di
masyarakat. Adapun penjelasan masing-masing ranah tersebut adalah sebagai
berikut.
1.
Kegiatan pembelajaran
Penerapan pendidikan karakter
pada pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan strategi yang
tepat. Strategi yang tepat adalah strategi yang menggunakan pendekatan
kontekstual. Alasan penggunaan strategi kontekstual adalah bahwa strategi
tersebut dapat mengajak siswa menghubungkan atau mengaitkan materi yang
dipelajari dengan dunia nyata. Dengan dapat mengajak menghubungkan materi yang
dipelajari dengan dunia nyata, berati siswa diharapkan dapat mencari hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan pengetahuan tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan itu, siswa lebih memiliki hasil yang
komprehensif tidak hanya pada tataran kognitif (olah pikir), tetapi pada
tataran afektif (olah hati, rasa, dan karsa), serta psikomotor (olah raga) .
Adapun beberapa strategi pembelajaran
kontekstual antara lain (a) pembelajaran berbasis masalah, (b) pembelajaran
kooperatif, (c) pembelajaran berbasis proyek, (d) pembelajaran pelayanan, dan
(e) pembelajaran berbasis kerja. menjelaskan bahwa kelima strategi tersebut
dapat memberikan nurturant effect pengembangan karakter siswa, seperti:
karakter cerdas, berpikir terbuka, tanggung jawab, rasa ingin tahu.
2.
Pengembangan Budaya Sekolah dan Pusat Kegiatan Belajar
Pengembangan budaya sekolah
dan pusat kegiatan belajar dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri, yaitu
kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, dan, pengkondisian. Adapun
hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.
a.
Kegiatan rutin
kegiatan rutin merupakan
kegiatan yang rutin atau ajeg dilakukan setiap saat. Kegiatan rutin dapat juga
berarti kegiatan yang dilakukan siswa secara terus menerus dan konsisten setiap
saat . Beberapa contoh kegiatan rutin antara lain kegiatan upacara hari Senin,
upacara besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan, piket kelas, shalat
berjamaah, berbaris ketika masuk kelas, berdoa sebelum pelajaran dimulai dan
diakhiri, dan mengucapkan salam apabila bertemu guru, tenaga pendidik, dan
teman.
b.
Kegiatan spontan
Kegiatan spontan dapat juga
disebut kegiatan insidental. Kegiatan ini dilakukan secara spontan tanpa
perencanaan terlebih dahulu. Contoh kegiatan ini adalah mengumpulkan sumbangan
ketika ada teman yang terkena musibah atau sumbangan untuk masyarakat ketika
terjadi bencana.
c.
Keteladanan
Keteladanan
merupakan sikap “menjadi
contoh”. Sikap menjadi
contoh merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan dan siswa dalam
memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan
menjadi panutan bagi siswa lain Contoh kegiatan ini misalnya guru menjadi
contoh pribadi yang bersih, rapi, ramah, dan supel.
d.
Pengkondisian
Pengkondisian berkaitan dengan
upaya sekolah untuk menata lingkungan fisik maupun nonfisik demi terciptanya
suasana mendukung terlaksananya pendidikan karakter. Kegiatan menata lingkungan
fisik misalnya adalah mengkondisikan toilet yang bersih, tempat sampah, halaman
yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang di lorong
sekolah dan di dalam kelas. Sedangkan pengkondisian lingkungan nonfisik
misalnya mengelola konflik antar guru supaya tidak menjurus kepada perpecahan,
atau bahkan menghilangkan konflik tersebut.
3.
Kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ko dan ekstra
kurikuler merupakan kegiatan-kegiatan di luar kegiatan pembelajaran. Meskipun
di luar kegiatan pembelajaran, guru dapat juga mengintegrasikannya dalam
pembelajaran. Kegiatan-kegiatan ini sebenarnya sudah mendukung pelaksanaan
pendidikan karakter. Namun demikian tetap diperlukan perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi yang baik atau merevitalisasi kegiatan-kegiatan ko dan ekstra
kurikuler tersebut agar dapat melaksanakan pendidikan karakter kepada siswa.
4.
Kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat
Kegiatan
ini merupakan kegiatan penunjang pendidikan karakter yang ada di sekolah. rumah
(keluarga) dan masyarakat merupakan partner penting
suksesnya pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah. pelaksanaan pendidikan
karakter sebaik apapun, kalau tidak didukung oleh lingkungan keluarga dan
masyarakat akan sia-sia. Dalam kegiatan ini, sekolah dapat mengupayakan
terciptanya keselarasan antara karakter yang dikembangkan di sekolah dengan pembiasaan
di rumah dan masyarakat.
KESIMPULAN
Pendidikan karakter sangat
penting diterapkan demi mengembalikan karakter bangsa Indonesia yang sudah
mulai luntur. Dengan dilaksanakannya pendidikan karakter di sekolah dasar,
diharapkan dapat menjadi solusi atas masalah-masalah sosial yang terjadi di
masyarakat. Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dapat dilaksanakan pada
ranah pembelajaran (kegiatan pembelajaran), pengembangan budaya sekolah dan
pusat kegiatan belajar, kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan
ekstrakurikuler, dan kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat.
DESY PUTRI PERTIWI
X IPA A